Apabila anda pernah mengunjungi ranah Minang Sumatera Barat pasti pernah terkejut adanya umbul-umbul berwarna hitam-merah-kuning yg seperti sekali menggunakan bukti diri suatu negara bernama Jerman. Inilah bukti diri spesifik yg mempunyai philosofi yg telah masih ada sejak dulu. Di sitem pemerintahan kerajaan pada Minangkabau sangat mengenal rona phenomenal ini yang menjadi warisan budaya leluhur nenek moyang orang Minang.
Umbul-umbul ini umumnya sudah tak jarang dipandang pada saat HUT Kemerdekaan RI, tagak gala, terdapat program spesifik kenegaraan, kenagarian, dsb. Memang warna hitam-merah-kuning ini memiliki makna yang sangat pada sekali
Philosofi Arti Warna Hitam-Merah-Putih di Minangkabau. |
Poto oleh: thepicta.com
Warna Hitam-Merah-Kuning di Ranah Minangkabau.
Setiap warna umbul-umbul di Minangkabau hitam-merah-kuning ini mempunyai arti masing-masing yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Tiga warna ini mempunyai arti sbb:
1. Mempunyai tiga wilayah adat yang ada di Minangkabau.
2. Mempunyai tiga kekuatan sosial masyarakat di Minangkabau.
3. Mempunyai tiga jenis kepemimpinan di Minangkabau.
Kenapa tiga wilayah adat termaksud dari arti ini. Penjelasannya adalah ada tiga wilayah yang ada di Minangkabau menjelaskan asal-usul dari nenek moyang. Jika ditelusuri lebih dalam pengembangan status wilayahnya tersebutlah sebagai daerah rantau. Makna dari warna terhadap wilayah adat ini adalah:
1. Warna Kuning
Melambangkan Luhak Nan Tuo [Luhak yang paling tua yaitu Tanah Datar].
2. Warna Merah.
Melambangkan Luhak Nan Tangah [Luhak yang berada di tengah yaitu daerah Agam].
3. Warna Hitam.
Melambangkan Luhak Nan Bungsu [Luhak yang paling bungsu atau bontot yaitu daerah 50 kota].
Tidak hanya itu saja ternyata makna dari warna tersebut juga menceritakan tiga pola kepemimpinan di Minangkabau yang telah lama menjadi satu kesatuan. Makna tersebut adalah "Tungku Tigo Sajarangan, Tali Tigo Sapilin" terdiri dari Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai. Tungku Tigo Sajarangan yang terdiri dari tigo [tiga] buah batu yang berdiri kokoh untuk menopang wajan untuk tegak.
Inilah philosofi penting tipe kepemimpinan Minangkabau dimana ketiga pilar ini mengatur tatanan yang ada di masyarakat. Jika salah satu tidak berfungsi maka akan terjadi ketidakseimbangan atau kesenjangan.
Tigo Tali Sapilin [tali yang berlilitan tiga] merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan dan sangat kuat. Merupakan pedoman terhadap kepemimpinan didalam masyarakat antaran agama, adat, serta undang-undang.
1. Ninik Mamak.
Sebagai pemimpin atau penghulu adat yang memimpin sebuah kaum.
2. Alim Ulama.
Seseorang yang memiliki ilmu agama yang cukup mumpuni untuk menyiarkan agama Islam dan membimbing masyarakat sesuai dengan Al-Quran dan Hadits.
3. Cadiak Pandai.
Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan dapat menyelesaikan masalah dengan jalan keluar yang cerdik atau jitu sesuai dengan undang-undang. Sebagai tempat bertanya dari seluruh status sosial masyarakat dan dapat membantu Ninik Mamak dan Alim Ulama untuk menjalankan roda sistem pemerintahan.
Inilah makna sesungguhnya warna hitam-merah-kuning yang ada di umbul-umbul Minangkabau yang sudah menjadi warna khusus yang mewakili seluruh tatanan wilayah dan pemerintahan. Walau sistim pemerintahan sekarang ini sudah mengadopsi Pemerintahan Republik Indonesia tetapi sebagai anak nagari harus mengetahui beginilah sistim pemerintahan yang sudah ada pada zaman nenek moyang dahulu. Sistem yang mengatur dengan segala macam kepentingan untuk mengakomodir hal yang terjadi di sosial masyarakat sehingga menjadi nagari yang aman, tentram, dan teratur. Standar pemasangannya harus berurutan dimulai dari warna hitam disisi tonggak, merah ditengah, serta kuning bagian sisi terluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar